Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!
Sobat Asy-Syifa’ pada tanggal 8 Februari 2024 (27 Syaban 1445H) , umat Islam di seluruh dunia tengah memperingati Isra’ Mi’raj, sebuah peristiwa monumental yang mencatatkan perjalanan spiritual luar biasa Nabi Muhammad saw dalam satu malam yang penuh keajaiban, dikisahkan beliau melakukan perjalanan dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (palestina) kemudian melakukan perjalanan menembus lapisan-lapisan langit, berjumpa dengan para nabi terdahulu, dan menerima perintah salat lima waktu langsung dari Allah Swt.
Kisah ini, telah mengundang decak kagum sekaligus memicu perdebatan dan pertanyaan. Di satu sisi, ia menantang nalar logis manusia modern dengan konsep perjalanan luar angkasa yang melampaui batas ruang dan waktu. Di sisi lain, bagi umat Islam, Isra’ Mi’raj merupakan bukti nyata kekuasaan Allah Swt yang tak terbatas, sebuah mukjizat yang meneguhkan iman dan keyakinan.
Apa Itu Isra’ Mi’raj?
Isra’ Mir’aj adalah perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram (Makkah) menuju Masjidil Aqsa (Palestina). Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad saw. menunggangi Buraq dan ditemani oleh Malaikat Jibril. Dari sana, beliau naik ke langit hingga mencapai Sidratul Muntaha, lapisan ketujuh langit.
Kenapa Nabi Diperintahkan Naik ke Langit?
Saat Nabi Muhammad saw. mengalami kesedihan karena mendapat tekanan berat dari kaumnya, lalu Allah Swt. menghibur beliau dengan peristiwa isra’ mi’raj yaitu mengajaknya berjumpa dengan-Nya. Nabi Muhammad saw. diperlihatkan sebagian kebesaran Allah Swt., Isra’ Mi’raj sekaligus menjadi momen ketika Allah menetapkan kewajiban salat lima waktu bagi umat Islam .
Dalam perjalanan Isra’ Mir’aj, Nabi Muhammad saw mengalami kejadian yang luar biasa ketika mencapai Sidratul Muntaha. Tempat ini memiliki makna spiritual yang mendalam dan menjadi titik akhir perjalanan beliau. Mari kita telusuri tiga peristiwa agung yang dialami oleh Nabi Muhammad saw di tempat ini:
- Melihat Wujud Asli Malaikat Jibril: Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad saw. berjumpa dengan Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya. Ini adalah momen yang memperkuat kenabian beliau dan menghadirkan kehadiran malaikat yang mengantarkan wahyu.
- Melihat Allah Swt.: Di puncak Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad saw. memiliki pengalaman yang sangat langka. Beliau melihat Allah Swt secara langsung. Meskipun tidak dapat digambarkan dengan kata-kata, momen ini menghadirkan kebesaran dan keagungan Allah yang tak terbatas.
- Menerima Perintah Salat 5 Waktu: Allah Swt memberikan perintah kepada Nabi Muhammad saw. untuk melaksanakan salat lima waktu. Salat menjadi ikatan langsung antara hamba dan Tuhannya. Dalam momen ini, Nabi Muhammad saw. menerima tugas suci untuk mengajarkan umatnya tentang pentingnya berkomunikasi dengan Allah melalui salat.
Lantas, di era modern yang ditopang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat ini, dimanakah letak makna Isra’ Mi’raj? Mungkinkah peristiwa ini dijelaskan melalui lensa sains dan logika, ataukah ia semata ranah iman dan kepercayaan?
Menurut Pandangan Ilmiah:
Secara ilmiah, perjalanan Isra’ Mi’raj memang belum sepenuhnya dapat dijelaskan. Konsep “teleportasi” antar planet, menembus batas ruang dan waktu, masih merupakan ranah hipotesis dan teori. Beberapa ilmuwan mencoba mengaitkannya dengan teori-teori fisika seperti relativitas Einstein atau bahkan keberadaan “lubang cacing” (wormhole) yang memungkinkan pergerakan lintas dimensi.
Menurut Pandangan Fisika:
- Teori Relativitas Einstein: Teori ini menjelaskan bahwa ruang dan waktu bukanlah konsep yang absolut, melainkan relatif terhadap kecepatan dan gravitasi. Hal ini membuka kemungkinan bahwa perjalanan seperti Isra’ Mi’raj, yang melampaui batas ruang dan waktu, dapat terjadi dalam kondisi tertentu.
- Teori Lubang Cacing (Wormhole): Teori ini mendalilkan keberadaan “jalan pintas” di alam semesta yang menghubungkan dua titik yang berbeda di ruang dan waktu. Jika lubang cacing ini benar-benar ada, maka secara teoritis memungkinkan untuk melakukan perjalanan jarak jauh dalam waktu singkat.
Menurut Pandangan Astronomi:
- Perjalanan Nabi Muhammad saw menembus tujuh lapis langit: Para astronom modern menafsirkan “langit” dalam peristiwa Isra’ Mi’raj bukan sebagai langit fisik, melainkan sebagai dimensi atau alam spiritual yang berbeda.
- Buraq: Makhluk yang mengantarkan Nabi Muhammad saw. dalam perjalanannya digambarkan memiliki sayap dan kecepatan yang luar biasa. Beberapa ilmuwan menduga bahwa Buraq mungkin merupakan representasi dari fenomena kosmik, seperti meteor atau asteroid.
Penting untuk dicatat bahwa:
- Penjelasan ilmiah tentang Isra’ Mi’raj masih bersifat spekulatif dan belum mencapai konsensus.
- Bagi umat Islam, iman kepada Isra’ Mi’raj tidak bergantung pada pembuktian ilmiah, melainkan pada wahyu Allah Swt dan hadis Nabi Muhammad saw.
Apa Pandangan Ulama dan Dalil tentang Peristiwa Isra’ Mi’raj?
Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa penting dalam Islam yang memicu berbagai tafsir dan diskusi di kalangan ulama. Berikut beberapa pandangan utama ulama tentang peristiwa ini beserta dalil penguatnya:
Pandangan yang Wajib Diimani:
- Mayoritas ulama berpendapat bahwa Isra’ Mi’raj adalah peristiwa yang wajib diimani bagi umat Islam. Keyakinan ini didasarkan pada:
- Al-Qur’an Surat An-Najm ayat 1-18: Ayat ini secara eksplisit menceritakan perjalanan Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram ke Sidratul Muntaha. Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan “Isra’ Mi’raj,” para ulama memaknai ayat ini sebagai bukti terjadinya peristiwa tersebut.
- Hadis-hadis Sahih: Terdapat beberapa hadits sahih yang menceritakan secara detail peristiwa Isra’ Mi’raj, di antaranya:
Apa makna dari Isra’ Mi’raj?
- Keteguhan Iman: Isra’ Mi’raj mengajarkan kita tentang keteguhan iman dan kepercayaan pada Allah. Meskipun dalam situasi sulit, Nabi Muhammad tetap memperjuangkan tugas kenabian.
- Ketidakterbatasan Allah: Perjalanan ke langit ketujuh mengingatkan kita akan kebesaran dan ketidakterbatasan Allah. Tidak ada batasan bagi-Nya dalam mengatur alam semesta.
- Kewajiban Salat: Isra’ Mi’raj menegaskan pentingnya salat sebagai sarana berkomunikasi langsung dengan Allah. Salat adalah tiang agama.
Meskipun sains belum sepenuhnya menguak misteri Isra’ Mi’raj, bagi umat Islam, peristiwa ini adalah bukti nyata keagungan dan kekuasaan Allah Swt yang tak terbatas. Menerima Isra’ Mi’raj dengan iman bukanlah tentang logika semata, melainkan tentang keyakinan dan kepercayaan sepenuh hati. Mari jadikan kisah luar biasa ini sebagai pengingat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt, memperkuat iman, dan meningkatkan ketaatan kita dalam menjalankan ibadah. Jadikan Isra’ Mi’raj sebagai titik awal untuk menjadi pribadi yang lebih baik, untuk meningkatkan keimanan kita terhadap keagungan Allah Swt, serta selalu semangat dalam menjalakan segala ibadah baik kepada sesama ataupun kepada Allah Swt. ✨
source : detik.com